Cermin : Listrik

Wajah bapak yang menua terlihat di layar. Keriputnya jelas terlihat seperti aku benar-benar berada di depannya. Tapi bapak terlihat segar dan sehat. Bagiku itu jauh lebih baik dari apa pun.

Lebaran ini seharusnya aku pulang mengunjunginya untuk sungkem. Tapi wabah yang datang membuat para perantau dilarang pulang.

Setelah sungkem secara virtual dengan bapak dan adik-adikku, kami ngobrol panjang lebar. Mula-mula tentang makanan lebaran kami masing-masing dan saling memamerkan, lalu suasana di antara kami masing-masing yang tak bisa bebas bergerak karena wabah yang masih mengintai.

Semua hal mewarnai pembicaraan lebaran virtual kami. Hingga akhirnya kami sampai pada kesamaan pendapat bahwa keadaan ini harus diterima bagaimana pun pahitnya. Kami juga saling setuju bahwa teknologi banyak menolong di saat pergerakan orang dibatasi.

"Kita patut berterima kasih pada kemajuan teknologi informasi. Aku tak tahu bagaimana kita saat ini kalau teknologi belum sehebat saat ini," kataku.

Adik-adikku mengiyakan. Video call banyak membantu kami bisa saling bicara dan melihat meski berjauhan.

"Paling utama kita harus berterima kasih pada yang berjuang menemukan listrik," kata bapak.

"Listrik?" Adik-adikku bereaksi dengan melihat pada bapak setelah sejak tadi terus melihatku melalui layar mereka.

"Ya, karena semuanya membutuhkan listrik. Semua ini tak akan bisa tanpa listrik."

Ah, kurasa aku setuju. Setelah listrik ditemukan, manusia seperti menemukan inspirasinya, menemukan modalnya. Lalu satu persatu hasil karya manusia tercipta dan dunia, perlahan tapi pasti, mencapai kemajuannya.

Setelah konferensi berakhir aku merasa sedikit lega karena, meski ini adalah hari-hari yang sulit, tapi dunia masih menyediakan celah bagi manusia, karena manusia pernah bersusah payah sebelumnya untuk mencari dan menemukan inspirasi, mencari dan menemukan hasil karya.

Aku bisa melihat wajah bapak dan sungkem padanya meski itu virtual saja. Melihatnya sehat meski semakin menua. Selayaknya aku berterima kasih pada yang mengerahkan diri dan kemampuannya hingga menemukan listrik yang menginspirasi berkembangnya teknologi, yang membantu kami di masa pandemi.

0 komentar:

Posting Komentar