Cermin : Bu Guru

Kegaduhan di kelas empat seketika lenyap ketika Bu Guru Anissa memasuki kelas. Beliau membawa beberapa buku di tangan kirinya dan handphone berponi di tangan kanannya.

Anak-anak diam melihat Bu Guru, sementara sang guru begitu khusyuk menatap layar handphonenya. Beliau bahkan masih terus sibuk ketika ia sampai di meja kerjanya.

Sesekali beliau tersenyum ke layar handphone. Anak-anak tak ada yang berani bersuara. Mereka takut disambit apa saja sebagaimana biasa dilakukan Bu Guru jika ada yang gaduh.

Bisa penghapus papan tulis, bisa buku besar di mejanya, bisa sepatunya, dan bisa apa saja.

Anak-anak menunggu apa yang akan dititahkan Bu Guru mereka. Tapi rupanya handphone Bu Guru belum bisa ditinggalkan. Buktinya Bu Guru masih terus sibuk menggeser-geser layar, mengetik, menggeser lagi, mengetik lagi, tersenyum lagi dan begitu terus.

Anak-anak mulai gelisah, tapi nyaris tak berani bergerak. Mereka takut disambit, dan dikatakan bodoh.

Bu Guru Anissa cantik dengan kerudungnya. Tapi mereka takut karena mereka pernah kena sambit.

"Selamat pagi anak-anak!" Bu Anissa akhirnya menyapa dengan perhatian terus ke handphone-nya.

"Selamat pagi, Bu Guru!"

"Berdoa!"

Darmin, si ketua kelas segera memberi aba-aba dan mereka kompak melafalkan doa sebelum pelajaran dimulai.

"Buka Buku Maestro dan lanjutkan mengerjakan yang kemarin!"

"Yang sub tema 3?"

"Lha kemarin sampai mana?"

"Sub tema 3."

"Kok malah tanya?"

Anak-anak menyerah. Mereka memilih untuk segera membuka buku daripada kena sambit.

Sementara Bu Anissa tetap khusyuk dengan layar handphone-nya. Ketika satu dua anak memberanikan diri bertanya beliau mengalihkan wajahnya sejenak dari handphone dengan muka masam.

"Di bacaannya kan ada!" kata beliau sambil mengembalikan wajahnya ke layar handphone.

"Tidak ada, Bu!"

Bu Guru memalingkan wajah lagi ke semua anak.

"Cari!"

Anak-anak menyerah lagi. Pagi itu, sebagaimana pagi-pagi sebelumnya, anak-anak belajar sendiri.

Dan Bu Guru tetap khusyuk dengan layar handphone-nya.


0 komentar:

Posting Komentar